
Kolaborasi mahasiswa Universitas Bhamada Slawi dengan UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan mengedukasi warga Desa Curug
Senin, 31 Oktober 2022
Mahasiswa Universitas Bhamada Slawi bekerjasama dengan mahasiswa UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan dalam rangka melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Curug Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dari dua perguruan tinggi tersebut yaitu memberikan penyuluhan kesehatan tentang stunting dan juga demam berdarah dengue kepada msyarakat Desa Curug. Dengan mengangkat tema tentang “Indonesia sehat, generasi bebas stunting dan dbd”, penyuluhan tersebut diselenggarakan sebagai upaya mempercepat penanggulangan kejadian stunting dan DBD yang ada di desa Curug kec. Pangkah kab Tegal. Dosen pembimbing dari Universitas Bhamada Slawi, Arif Rakhman, MAN., dalam sambutannya menerangkan bahwa ” Sebanyak 14 mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi yang berkolaborasi dengan 12 mahasiswa dari UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan melakukan penyuluhan kesehatan sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah didapatkan dari kampus. Karena pada hakekatnya mahasiswa wajib memberikan dampak perubahan terhadap kesejahteraan masyarakat indonesia sesuai dengan bidang keilmuan yang telah dipelajari”. Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Curug ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Curug Bapak H. Slamet, Sp.d. yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Terselenggaranya acara ini tidak lain tujuannya agar masyarakat waspada dan mengenali ciri-ciri tumbuh kembang balita dengan stunting di desa Curug sendiri, serta masyarakat juga dapat mencegah terjadinya demam berdarah dengue yang sering dialami oleh warga khususnya anak-anak”.
Topik tentang stunting dipilih karena merupakan prioritas masalah kesehatan anak di Indonesia. Stunting atau kerdil yang terjadi pada balita memiliki ciri khas yaitu tinggi badan atau berat badan yang tidak sesuai dengan usianya. Stunting dapat terjadi karena kekurangan gizi kronik yang dialami oleh anak. Maka dari itu kejadian stunting dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi yang cukup pada1.000 hari pertama atau sekitar tiga tahun kehidupan sejak masih dalam kandungan. Apabila asupan makanan ibu cukup ketika hamil, pemberian ASI eksklusif pada bayi, dan membiasakan pola makan gizi seimbang untuk anak dapat dilakukan maka kemungkinan anak menjadi stunting akan menurun.
Pada topik penyuluhan kedua yakni pencegahan dan penanganan penyakit DBD yang mana dapat menyerang berbagai kalangan usia, dilakukan dengan mengajarkan pembuatan ovitrap atau perangkap nyamuk untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty. Dalam sesi tersebut, masyarakat antusias ikut serta dalam memperagakan pembuatan Ovitrap dari botol plastik bekas bersama mahasiswa. Pembuatan ovitrap dimulai dengan memotong botol plastik tadi menjadi dua dan memasangkan bagian atas botol pada posisi terbalik kemudian dibungkus dengan plastik hitam. Sebagai daya tarik nyamuk untuk masuk ke dalam perangkap maka ovitrap diisi dengan air yang dicampur dengan gula dan ragi.
Acara penyuluhan juga selingi dengan pembagian doorprise kepada para warga yang aktif bertanya dan juga kepada warga yang dapat menjawab pertanyaan seputar topik yang telah disampaikan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan mengingat berbagai masalah kesehatan yang sering dialami oleh warga. Dengan memberikan pendidikan kesehatan membuat warga menjadi lebih peka terhadap perubahan kesehatan yang terjadi dan dapat segera menangani masalah tersebut secara mandiri.